Biarkan hatiku memekik hingga mengalahkan gemuruh halilintar
menembus semesta
biarkan jiwaku memberontak melampaui dahsyatnya badai topan
menerobos ujung angkasa
biarkan
toh ragaku masih disini
meratapi betapa tak berdayanya memandang sang waktu yang terus berlalu melambaikan kecongkakannya
menertawakan ketidaksempurnaanku
menyamarkan eksistensiku
mencibir air mataku yang takkan habis bagai limpahan samudra
hingga kemudian kutersadar dan bangun dari mimpiku
bahwa saat ini aku terhimpit gejolak nurani yang berada di buih realitas (hR)
me 170209
Jumat, 10 Februari 2012
Kata Hati, mungkin puisi.. (Gejolak yang Terbelenggu)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar