Sabtu, 18 Februari 2012

Kata Hati, mungkin puisi.. (Malam menembus siang )

,-

aku adalah malam..
Sang masa telah menyatukan kita
menyimpul dalam ikatan kata
melekat dalam buaian rasa

aku bercahayakan temaram..
Direnggut gelap dengan sinar seadanya
mengaburkan bayang dalam mata
menumpuk mimpi yang tak pernah nyata

engkau adalah siang..
Sang waktu mendekap kita
meletakkanku sebelum atau sesudahnya
menyingkirkanku dengan kehadirannya

engkau membagi benderang..
Dipenuhi limpahan surya
mengurai misteri menjadi sukacita
melebur ketakutan menjadi gembira

dalam gulitaku kucoba merayu terangmu
dalam sayuku kupinta sedikit cerahmu
aku merapuh bersama teguhmu
aku merajuk direlung keabadian angkuhmu

kunanti engkau pada fajar
walau embun hadir dalam nanar
kujemput engkau dengan senja
walau akhirnya asaku pupus menjingga
(hR)

(sebuah pesanan kata dan rasa untuk sahabat)
Makassar 16.04.10

Selasa, 14 Februari 2012

Belajar manipulasi foto

Aplikasi : Photoshop CS3 Portable
Spek PC: Pentium
Photo: Arish HB
Design By Arish HB
belum maksimal sih.......................

Jumat, 10 Februari 2012

Motivasi Berprestasi


    a. Pengertian Motivasi berprestasi
Abraham Maslow mengemukakan teorinya mengenai kebutuhan manusia, Kebutuhan-kebutuhan itu terdiri dari kebutuhan fisiologis (seperti makan, minum), kebutuhan akan rasa aman tentram, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, kebutuhan untuk berprestasi merupakan kebutuhan manusia pada peringkat yang tertinggi. (Siagian dalam Prantiya 2008)
Selain hal tersebut Prof. Dr. David C Mc Clelland dalam Thoha (2007), membedakan tiga kebutuhan pokok manusia. Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan berprestasi, kebutuhan afiliasi dan kebutuhan berkuasa.
Mc Clelland secara terperinci pada Teori Motivasi Berprestasinya yang dikutip Basuki (2007) menyatakan “motivasi berprestasi bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji”.
Sementara itu Prantiya (2008) menyimpulkan “motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang mendorong seseorang untuk bersaing dengan standar keunggulan, dimana standar keunggulan ini dapat berupa kesempurnaan tugas, dapat diri sendiri atau prestasi orang lain”.
Berdasarkan Teori dan Pendapat tentang motivasi berprestasi maka diperoleh kesimpulan mengenai motivasi berprestasi, dalam hal ini motivasi berprestasi di sekolah adalah dorongan pada diri seseorang baik itu dari dalam ataupun dari luar untuk melakukan aktivitas berupa belajar dan aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkin dan bersaing berdasarkan standar keunggulan agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji atau predikat unggul.
b. Aspek Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi yang timbul pada diri seseorang umumnya disebabkan oleh:
1. Instrinsik
Menurut Monks, Knoers, Siti rahayu dalam Dimyati dan Mudjiono, (2006: 90-91):
Motivasi instrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi, seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku. Setelah siswa tersebut menamakan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk memahami tokoh yang lain. Keberhasilan membaca sebuah buku akan menimbulkan keinginan baru untuk membaca buku yang lain. Dalam hal ini, motivasi instrinsik tersebut telah mengarah pada timbulnya motivasi berprestasi. Menurut Monks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita. Hal ini berarti bahwa motivasi kinstrinsik perlu diperhatikan oleh para guru sejak TK, SD, dan SLTP. Pada usia ini para masih memberi tekanan pada pendidikan kepribadian, khususnya disiplin diri untuk beremansipasi. Penguatan terhadap motivasi instrinsik perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan kunci keberhasilan belajar.
Handoko dalam Juliani (2007) berpendapat “motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berfungsi tanpa adanya ransangan dari luar, dalam diri individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan.
Adapun factor yang berkaitan intrinsic menurut Hick dan Gullet dalam Juliani (2007) adalah:
a. Kepentingan yang khusus bagi seseorang, menghendaki dan menginginkan merupakan hal yang unik baginya.
b. Kepentingan keinginan dan hasrat seseorang adalah juga karena untuk kesemuanya ditentukan oleh factor yang membentuk kepribadiannya, penampilan biologis, psiologis dan psikologisnya.
2. Ektrinsik
Menurut Monks, Knoers, Siti rahayu dalam Dimyati dan Mudjiono, (2006: 91):
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap prilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman. Sebagai ilustrasi, seorang siswa kelas satu SMP belum mengetahui tujuan belajar di SMP. Semula, ia hanya ikut-ikutan belajar di SMP karena teman sebayanya juga belajar di SMP. Berkat penjelasan wali kelas satu SMP, siswa memahami faedah belajar di SMP bagi dirinya. Siswa tersebut belajar dengan giat dan bersemangat. Hasil belajar siswa tersebut sangat baik, dan ia berhasil lulus SMP dengan NEM sangat baik. Ia menyadari pentingnya belajar dan melanjutkan pelajaran di SMA. Dalam hal ini motivasi ekstrinsik “dapat berubah” menjadi motivasi instrinsik, yaitu pada saat siswa menyadari pentingnya belajar, dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh orang lain.
Sardiman dalam Faiq (2009) menjelaskan bahwa “motivasi ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan atau ransangan dari luar. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar laku tersebut.
3. Karakteristik Motivasi Berprestasi
Mangkunegara dalam Juliani (2007) mengemukakan bahwa karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi antara lain memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistis serta berjuang merealisasikannya, mampuan mengambil keputusan dan berani mengambil resiko yang dihadapi, melakukan pekerjaaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil memuaskan dan mempunyai keinginan menjadi orang yang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.
Mc Clelland dalam Zarkasyi (2006) mengungkapkan karakteristik orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi berupa:
a. Memilih untuk mengindari tujuan prestasi yang mudah dan sulit. Mereka sebenarnya memilih tujuan yang moderat yang mereka pikir akan mampu mereka raih.
b. Memilih umpan balik lansung dan dapat diandalkan mengenai bagaimana mereka berprestasi.
c. Menyukai tanggung jawab pemecahan masalah. (hR)


pustaka :

  • Prantiya. 2008. Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten. Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  • Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Yogyakarta : Fisipol UGM.
  • Basuki. 2007. Motivasi Berprestasi, (On line), (http://langgengbasuki.blog.com/page/2/ diakses 12 januari 2011).
  • Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta; PT.Rineka Cipta.
  • Juliani 2007. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
  • Zarkasyi, Srihadi, W. 2006. Orasi Ilmiah : Mahasiswa dan motivasi Berprestasi. Bandung: Fakultas Ekonomi Unpad.

10 Aturan Blogger Agar Blogspot Anda Tidak Di Banned

1. Pembajakan. membuat blog yang diisi dengan barang-barang bajakan bisa menyebabkanblog anda ditutup secara permanen.
2. Link ke situs pembajakan. sekalipun hanya numpang ngasih link ke website bajakan, blog anda diblogspot akan langsung “dihajar” oleh blogger team.
3. Konten porno. blog yang berisi konten porno tanpa ditandai sebagai konten dewasa, akan ditutup tanpa pemberitahuan oleh tim blogger.com.
4. Link ke situs web porno. Meski hanya meletakkan link ke website lain, tapi jika link tersebut mengarah pada situs porno, tanpa ampun blogger akan menutup blog anda.
5. Spam. jangan lakukan spam. seperti melakukan komentar yang sama persis di banyak blog atau situs social media seperti facebook.
6. Virus. Mencoba memasukkan virus, malware, spyware dan sejenisnya ke dalam blog untuk disebarkan pada pengunjung akan diganjar tanpa ampun oleh blogger dengan mendelete blog anda selama-lamanya.
7. Ancaman. Sebuah konten yang berisi ancaman pada pihak lain, tanpa segan akan dihapus oleh blogger.
8. Mengcopy konten. Mengkopi paste (copas) konten bisa membuat blog anda di blogspot dihapus. karena itu hati-hati jika mengcopy dan lebih baik berikan link ke sumber aslinya.
9. Penyebar kebencian. konten yang berisi fitnah dan penyebar kebencian terhadap suku, agama, gender, dan lainnya akan ditutup oleh blogger.
10. Konten sadis. Konten sadis atau menjijikkan yang bisa membuat anda tidak doyan makan sampai seminggu seperti misalnya gambar kepala dipenggal, akan membuat blog anda dibanned oleh blogger.com.


sumber: Blogger Pemula

10 Aturan Blogger Agar Blogspot Anda Tidak Di Banned

Kata Hati, mungkin puisi.. (Gejolak yang Terbelenggu)

Biarkan hatiku memekik hingga mengalahkan gemuruh halilintar

menembus semesta

biarkan jiwaku memberontak melampaui dahsyatnya badai topan

menerobos ujung angkasa

biarkan
toh ragaku masih disini

meratapi betapa tak berdayanya memandang sang waktu yang terus berlalu melambaikan kecongkakannya

menertawakan ketidaksempurnaanku

menyamarkan eksistensiku

mencibir air mataku yang takkan habis bagai limpahan samudra

hingga kemudian kutersadar dan bangun dari mimpiku
bahwa saat ini aku terhimpit gejolak nurani yang berada di buih realitas (hR)


me 170209

Fasilitas Belajar

a. Pengertian Fasilitas Belajar
Prantiya (2008) berpendapat “fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan. Senada dengan hal tersebut, Arikunto dalam Sam (2008) juga berpendapat “fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah”.
Mulyasa (2005) dalam Manajemen Berbasis Sekolah menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Mulyasa (2005) lebih lanjut menerangkan bahwa “prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengaja, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan”.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimaksud adalah sarana pendidikan yang ada di sekolah berupa, gedung atau ruang kelas dan perabot serta peralatan pendukung di dalamnya, media pembelajaran, buku atau sumber belajar lainya.
b. Aspek Fasilitas Belajar
Prantiaya (2008) mengelompokkan Fasilitas belajar atau sarana dan prasarana belajar menjadi tiga bagian. Ketiga bagian tersebut adalah sumber belajar, alat belajar dan pendukung pembelajaran.
Menurut Edgar Dale dalam Kherid (2009) mengemukakan sumber belajar adalah “segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang”. Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Communication and Technology (AECT) yang dikutip oleh Kherid (2009) yaitu “berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar”.
Alat belajar merupakan bahan atau alat apapun yang digunakan untuk membantu dan peyampaian dan penyajian materi pembelajaran. Alat ini dapat berupa alat peraga baik itu alat elektronik maupun alat lainnya yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Bagian lain yang cukup penting dalam fasilitas belajar adalah prasarana pendukung berupa gedung, terkhusus ruang kelas yang digunakan dalam pembelajaran. Diharapkan dalam ruangan atau gedung tersebut tercipta suasana yang kondusif guna kelancaran dan tercapainya tujuan pembelajaran. (hR)

Pustaka :

Kembali menulis

Setelah sekian lama....
tepatnya empat tahun lamanya tidak mengisi blog ini akhirnya kembali bulatkan tekad untuk menulis dan mengisi postingan...

dengan sikap meninggalkan cerita, dengan tulisan meninggalkan jejak...

PM4WJBVBT9ZW